Monday, March 15, 2010

Empat Fase Evolusi Yang Dialami Oleh Perusahaan-Perusahaan Manufaktur

Empat Fase Evolusi Yang Dialami Oleh Perusahaan-Perusahaan Manufaktur
Pembagian fase-fase ini ditilik dari apa dan bagaimana perusahaan-perusahaan manufaktur menetapkan visi dan misinya. Apa tujuan utama bisnis mereka, dan bagaimana pengelolaan perusahaan tersebut dalam mengimplementasikan visi, misi dan tujuannya.
Fase-fase tersebuta adalah:
- Fase Produksi/Manufacture
- Fase Penjualan/Sales
- Fase Pelayanan/Service
- Fase Citra/Image
Fase Produksi/Manufactur
Fase yang pertama adalah fase manufaktur. Sebagai mana lumrahnya perusahaan manufaktur, pertama kali didirikan dimaksudkan untuk memproduksi sejumlah barang. Kabarnya fase ini yang dialami oleh perusahaan-perusahaan manufaktur di era tahun 1900 sampai dengan 1980-an.
Perusahaan-perusahaan yang masih berkutat di fase awal pembentukan perusahaan manufaktur memiliki visi untuk memproduksi produk mereka sebanyak-banyaknya untuk memenuhi pasar yang memang sedang dipenuhi oleh permintaan yang besar. Mengikuti visinya, seluruh misi, sasaran, strategi, program kerja perusahaan difokuskan untuk meningkatkan kapasitas dan mempercepat proses produksi. Selama tahun-tahun keemasan era perusahaan industri besar ini lah lahir teori-teori manajemen produksi, terutama teori-teori yang bertujuan memngefisensikan proses produksi dan meningkatkan jumlah produk.
Beberap ahli mungkin akan berpendapat, semestinya ada satu fase lagi, yaitu fase kualitas/quality. Yakni fase sesudah fase penjualan dan sebelum fase pelayanan. Pendapat ini berlandas pada pada tahun 1980-an, 1990-an, dan 200-an, kegiatan produksi bukan saja untuk memproduksi banyak barang tapi juga memproduksi barang berkualitas agar mampu bersaing di pasar. Pemikiran yang benar. Mayoritas perusahaan manufaktur masih berada di fase ini, dengan seiring waktu yang berjalan fokusnya tidak hanya pada proses produksi yang efisiensi dan jumlah produksi yang tinggi tapi diimbuhi dengan kualitas produk yang baik.
Pada fase ini juga, strategi beberapa perusahaan manufaktur meliputi penelitian dan pengembangan produk baru. sebagaimana driven kualitas, driven reasearch and development tetap merupakan bagian dari strategi yang merupakan implementasi dari visi produksi. yang memilii fokus utama untuk menghasilkan produk baru, berkualitas dalam jumlah besar dengan rantai produksi yang efisien.
Jadi secara tepat, perusahaan manufaktur yang berada pada fase ini memiliki visi dan misi untuk memproduksi barang yang berkualitas secara efisien dan mungkin menjadi pemain penting di pasar barang tersebut.
Fase Penjualan
Pada fase ini perusahaan manufaktur sudah lebih memusatkan perhatian pada bagaimana memasarkan produknya. Bagaimana meningkatkan jumlah penjualannya agar terus meningkat. Perusahaan-perusahaan ini memiliki visi dan misi yang mengedepankan upaya meningkatkan jumlah dan nilai penjualan produknya. Hal ini diwujudkan dalam misi, sasaran strategi dan program kerja yang memang diarahkan Dalam mendukung visiya tersebut. Baik dalam bentuk promosi yang gencar, reward tinggi bagi tenaga pemasar, jaringan distribusi yang luas, dan banyak lagi.
Salah satu strategi perusahaan manufaktur untuk meningkatkan jumlah penjualan dan menurunkan biaya adalah dengan mendekatkan lokasi produksi dengan pasar. Maka bermunculanlah pabrik-pabrik di banyak negara yang bertujuan mempermudah distribusi produk ke negara-negara pasar di regional tertentu. Sebagaimana kita ketahui bersama, pada tahun 1980-an dan 10990-an, negara-negara asia pasar baru yang dilirik perusahaan industri besar dunia. Tentu saja pendirian pabrik di negara-negara regional asia barat dan tenggara juga bertujuan menekan biaya produksi. Yup, kita-kita ini yang berada di region asia tenggara adalah buruh dengan upah yang Sangat rendah dibanding negara asal perusahaan industri tersebut.
Pada fase ini puyla perusahaan manufaktur mulai menerapkan apa yang kita sebagai segementasi pasar. Dimana perrusahaan telah membagi produknya berdasarkan segemen pasar yaang dapat dijangkau.
Pada fase ini sebenarnya, belum muncul strategi  untuk memberikan kualitas pemasaran yang Hebat. Strategi perusahaan manufaktur masih berkutat pada meningkatkan angka penjualan dengan menjual lebih banyak barang, memperkuat distribusi dan menekan biaya produksi dan distribusi. Kualitas pelayanan pemasaran menjadi strategi utama pada perusahaan manufaktur yan telah bergerak menuju fase ketiga.
Fase Pelayanan/Service
Prusahaan industri di kemudian hari mulai menerapkan strategi yang didasarkan pada visi mmberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumennya. Pada fase ini perusahaan ulai memandang bahwa memberikan pelayananan dan Kepuasan pelangan hádala cara untuk terus dapat bertahan, berkembang dan menjadi besar di tengah persaingan global yang demikian ketat.
Startegi perusahaan muali didasari satu logika bahwa kegiatan bisnis akan gagal jika tidak mampu memuaskan para pelanggannya. Pemikiran yang  beranggapan untuk pelangganlah kegiatan bisnis itu ada. keberhasilan kunci bisnis adalah bagaimana kita  “menguasai” dan “menjaga” pelanggan..
Pembentukan divisi costumer service m menjadi salah satu ciri perusahaan mulai beranjak memasuki fase ini. Termasuk terdapatnya unit reaksi cepat atas keluhan pelanggan.
Perusahaa-perusahaan pada fase ini mulai tidak terlalu menaruh perhatian penuh pada kuantitas  dan kualitas produk serta jumlah dan nilai penjualan di dalam startegi level korporatnya. Karena pada fase ini, manajemen proses produksi dan manajemen penjualan produk telah menjadi sebuah sistem tersendiri yang telah tertata baik.
Proses produksi dari pengadaan bahan dasar, produksi, pengawasan mutu telah memiliki fondasi yang kyat untuk selalu terjaga. Proses produksi telah berjalan efisien da control atas  kualitas produk telah demikian ketat.
Demikian juga dengan manajemen penjujalan dan distribusi.
Strategi perusahaan dipusatkan pada penyedian pelayanan informasi produk, pelayanan kelauhan pelanggan, serta peningkatkan kepuasan pelanggan atas produk perusahaan.
Meski bukan hanya lahir pada fase ini, salah satu strategi yang menonjol adalah brand management. Merek-merek atau dapat dibaca jenis-jenis produk dimanajemeni secara kontinyu.
Fase Citra/Image
perusahaan manufaktur yang telah besar cenderung mulai bervolusi measuki fase keempat ini. fase pencitraan. visi perusahaan yang biasanya telah menjadi sebuah group korporasi besar ini adalah menjaga citra perusahaannya sebagai pemimpin pada industrinya.
pencitraan yang baik atas perusahaan dan merk terbukti menjadi salah satu strategi yang terkuat untuk meraih kesetiaan pelangan. sebut saja Mecedes Benz yang memiliki citra kuat sebagai yang terbaik di industri mobil dunia, Atau Unlever untuk industri consumer goods dunia,  atau Kalbe Farma yang merupakan pemimpin industri farmasi dan makanan kesehatan di Indonesia.
sebuah perusahaan manufaktur dapat berada fase ini setelah mampu melepaskan diri dari strategi penicptaan produk yang berkualitas dengan rantai produksi yang efisien, peningkatan penjualan dan jaringan distribusi produk, dan pelayanan yang baik terhadap pelangan.
Sumber: Rubahpertapa. “Fase-fase Perusahaan Manufaktur”

1 comment:

  1. artikel yg bagus unt pengenalan perusahaan manufaktur. Apakah dgn penerapan ERP di perusahaan manufaktur bs meningkatkan kualitas produknya?

    ohy,salam knall...
    Trimakasih jwbannya..:)

    ReplyDelete